Selasa, 28 Juni 2016

Puisi_Riza Multazam Luthfy (Terbit di harian “Pikiran Rakyat” edisi Minggu, 19 Juni 2016)


Kado Sahabat

saya hanya bisa
menghadiahkan dua pena

satu guna mendata sukma
lainnya gunakan terserah anda
asal jangan pakai
untuk mengarang cinta

dulu ketika masih muda
saya sudah berulang kali
jadi korban tipu dayanya

Malang, 2010


Anak Cerdas

anakku gemar sekali
bergaul dengan sakit

sakit, katanya teman
yang cakep dan sok perhatian

ketika PR menumpuk
atau tugas menggunung
sakit selalu datang menjenguk
membawa buah-buahan, coklat,
permen, juga mainan kesayangan

tapi kalau waktunya
rekreasi akhir pekan
atau libur lumayan panjang
anakku langsung mengusirnya
meski tanpa basa-basi sebelumya

kalau sudah demikian
biasanya ia benahi keadaan
membetulkan pikiran
sambil menyajikan laporan menyesatkan:
                       
“Ayah, semalam sakit
 bertengkar sama saya
 pertempuran kami sangat hebat
 sampai semua perlengkapan sekolah
 rusak, pecah, dan patah-patah
 makanya, daripada
 masalah tambah parah
 saya suruh ia balik ke rumah”

buah hatiku yang satu ini
memang jagoan masa depan
kebanggaan nenek moyang


Malang, 2010

Puisi_Riza Multazam Luthfy (Terbit di harian "Koran Merapi" edisi Jumat, 17 Juni 2016)


Genderuwo

wahai wanita
datanglah kemari

aku takut dihantui sepi
kepala lonjong, taringnya api,
seluruh tulang dibalut misteri,
kalau jalan tak sentuh bumi

hampir tiap malam
ia hajar tidurku hingga babak belur

akibatnya:
tampang mimpi amburadul
kerja hati biasa ngawur
masa muda yang kujaga
sukses kabur entah kemana

Malang, 2011


Permintaan Salsa

Bulan,
Salsa ingin lelap di sampingmu

Salsa kasihan
sebelas bulan selimut ibu
merawat ompol tanpa imbalan

Malang, 2011


Kolobendu

wahai manusia sekalian
dengar! dengar!
sebentar lagi ada bencana besar

gunung muntah-muntah
leher pohon patah
paman bumi berak
janda laut beranak

mulai sekarang
kita harus pandai-pandai
mengatur persiapan

untuk pengunjung gubuk bordil
lebih baik tingkatkan dzikir

bagi peminum teh wiski
ganti saja dengan cairan bergizi

buat penggandrung maksiat
saya sarankan banyak
mengonsumsi pil taubat

pada hari itu
hewan langka berkeliaran
makhluk aneh bertebaran
kalau kurang perbekalan
niscaya punggung kena tendang
pantat kita digigit sampai tumbang

wahai manusia
sebelum tiba masanya
mari sering-sering berdoa:
“moga nasib pahala sejahtera
 bulu dosa rontok semua
 besok mampus nyemplung surga”

Malang, 2011


Simbol

bintang nongkrong sendirian
menghisap rokok dalam-dalam
menikmati cobaan akhir pekan

sudah setahun ia
pacaran dengan bulan
dan sekarang cintanya
berbuah kehamilan

saking stresnya, akalnya kehabisan
: rahim bulan ditetaskan,
benih sayang dikorbankan,
atau nyawa pacar dibuang di selokan

akhirnya ia berhasil
menjumpai satu keputusan
: ekor cahaya dilepaskan
terus ia lempar di keranjang malam

dan seketika, wajah langit pucat
berita kepergian bintang begitu hangat

seantero angkasa hening
kepala hailintar ikut pusing

memang bintang adalah simbol keperkasaan
bagi mereka yang ingin kabur dari penderitaan


Malang, 2011