Regol Mata
apa
karena
debu ini
kau menghardik
kakiku?
sebenarnya
ia hanya
berharap
kau mau
mengobati
matanya
yang telah lama
tak mengenalmu
Malang, 2009
Obituari Jiwa
sungguh,
aku tak ingin
keningmu
bergaris senja
sebelum kau
tebarkan
gerigi jagungmu
pada filusuf tua
dan pemburu
manja
kau ini
pegawai gadai
yang lemah
bisa bertingkah
bila si empu tak
rela
merawat atau
menyimpan
di keranjang
sampah
Malang, 2009
Sebadan
hanya
kata
hanya
sukma
bergumul
melumat
bibir puisi
menuai
teduh sunyi
bertukar
rasa
berjabat
sapa
menular
biji perih, luka
menguar
bebenih cinta
o,
para durja
peliharalah
kami
dalam
jengkal langkah
dan
hasrat manusiawi
Bojonegoro,
2013
Gunting
wahai
rambut
dari
segala lelembut
boleh
saja
kau
titipkan nasib
serdadu
kutu durjana
guna
ditebas hidung, telinga
daripada
jemari kami
lelah
menggantung doa
mengais
sisa para punggawa
Yogyakarta, 2013
Sarung
lebar
seperti jangat
kuat
seliat kawat
kami
titiskan lembut
dalam
arus perut
kami
redamkan maut
dalam
setiap keriput
gerangan
siapa
teguh
meluput nestapa
ringan
mengulur hampa
siap
kami belitkan lengan
kami
susupkan riang
pada
bulu cecabang
penjaga
paha betis kalian
Yogyakarta, 2013
Kepada Peluk
waktu
telah membusuk
diterkam
cahaya lapuk
mimpi
genap terbungkus
dalam
tanah yang tandus
maka,
dari engkaulah
kami
membuka mata
melebar
liang telinga
mengubur
kembali
sangsi
pun sangsai
yang
tak sempat usai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar