‘Gila’
Dalam kehidupan ini,
tak selamanya gila identik dengan
keburukan atau penyakit yang layak dimusnahkan. Gila – dalam kadar tertentu – terkadang sangat dihajatkan dan perlu
dirawat-tularkan kepada sesama. Kepada mereka yang menyebut dirinya manusia.
Berikut ini, penulis hidangkan ke-gila-an
yang diidap beberapa gelintir orang; berharap ke-gila-an tersebut dapat diadopsi, sebagian, bahkan seluruhnya.
Murid asuhan Ibn
al-‘Aynzarbi dalam ilmu kimia, Abu al-Muzhaffar (Bulmuzaffar) Nashr ibn Mahmud
ibn al-Mu’arrif adalah orang gila. Tepatnya, ‘gila buku’. Seorang dokter-filsuf, ahli kaligrafi, dan penggubah
syair, yang lantas menjelma penulis produktif dalam bidangnya. Selaku kolektor
yang menanam antusias pada buku, ia memiliki sebiji perpustakaan yang menampung
ribuan jilid buku – dan dipercaya semuanya berhasil dilahap habis. Pada segenap
buku itu, ia menyumbang catatan ringan mengenai materi yang diurai.
Selingkar usia 16
tahun, Prabhakaran telah menjadi remaja yang berani membagul senjata. Fondasi
Macan Tamil ia tancapkan pada tahun 1972. Awalnya, organisasi ini adalah
kelompok penekan dan pengorganisir aksi-aksi protes terhadap marginalisasi
warga Tamil di Sri Lanka, usai merdeka dari Inggris. Akan tetapi, perlahan,
Macan Tamil Baru memanfaatkan senjata dalam melancarkan perlawanan. Prabhakaran
kecil digambarkan sebagai murid pemalu yang mengantongi perlakuan
diskriminatif, sehingga jiwanya terus memberontak. Kemarahannya memergoki
diskriminasi terhadap warga Tamil oleh warga mayoritas Sri Lanka, Sinhala,
semakin menggunung. Kabur dari sekolah, ia berteman dekat dengan buku. Dari ke-gila-annya pada buku, ia memungut
segebok nilai kehidupan Aleksander Agung dan Napoleon. (Rakaryan Sukarjaputra,
2010: 61).
‘Membaca’ merupakan
hobi utama Gus Dur. Guna mengamalkan hobi tersebut, ia memanfaatkan perpustakaan
pribadi sang ayah. Selain itu, ia aktif bertandang ke perpustakaan umum di
Jakarta. Buku-buku serius – dari filsafat, cerita silat, sejarah, hingga sastra
– ia akrabi pada usia 10 tahun. Di antara buku yang pernah diserap yaitu Das Kapital susunan karl Marx, buku
filsafat Plato, Romantisme Revolusioner
karangan Lenin Vladimir Ilych, dan anggitan Will Durrant bertitel The Story of Civillization. Juga karya
Ernest Hemingway, John Steinbeck, William Bochner, William Faulkner, Johan
Huizinga, Andre Malraux, Ortega Y. Gasset, serta penulis-penulis Rusia, semisal
Pushkin, Tolstoy, Dostoevsky dan Mikhail Sholokov. Saat berstatus mahasiswa
Universitas Al-Azhar Mesir, ia tidak merasa puas. Untuk menghapus kejenuhan,
Gus Dur menguras waktu di salah satu perpustakaan terlengkap di Kairo, termasuk
American University Library. Begitu juga pada tahun 1966 ketika pindah ke Irak.
Saking gila-nya pada buku, ia
mengunyah hampir semua karya sarjana orientalis Barat yang teronggok di
universitas. (Hamid, 2010: 27-28).
Pereka cipta Facebook,
Mark Zuckerberg (26), adalah sosok yang susah bergaul dalam dunia nyata. Buku,
merupakan tempat pelarian paling asyik sekaligus ideal baginya. Dari pengalaman
pribadi yang dipungut dari ‘dunia’-nya itu, lahirlah sebuah situs jejaring sosial
yang memungkinkan seorang ‘gila buku’
sepertinya mudah berbaur dengan teman yang disukai. Ternyata keinginan itu
turut meracuni sekalian mahasiswa di Harvard. Situs ini berkembang kilat,
menjangkau hampir seluruh kampus di Amerika hanya dalam hitungan hari.
Zuckerberg merupakan mahasiswa penggandrung buku yang menjelma miliuner dan
bersarang di Silicon Valley, kantor perusahaan-perusahaan sekelas Microsoft,
Google, serta Oracle.
Yang
Digilai
Buku serial Rich Dad, Poor Dad, menawarkan
pendekatan berbeda dalam rangka mengelola keuangan dan membangun kekayaan.
Penulisnya, Robert Kiyosaki, menerbitkan sendiri seri pertama dan tidak mampu
menjajakannya, sehingga menumpuk di garasi. Seorang teman menawarkan agar
memajangnya di tempat pencucian mobil yang ia miliki. Sang teman berpikir,
bahwa para pelanggan mungkin akan melihat buku itu dan membelinya sambil
melunasi ongkos cuci mobil. Akhirnya, Kiyosaki menadah usulan – trial and error – itu dan hanya beberapa
saja yang laku. Suatu hari, petinggi di perusahaan pemasaran jaringan secara
kebetulan mengusir debu mobilnya di tempat tersebut. Ia memetik satu buku
Kiyosaki dan langsung jatuh hati. Semua orang di perusahaan ia sarankan untuk
membelinya. Bukan hanya itu, ia juga memborongnya dalam jumlah besar. Buku
Kiyosaki benar-benar diidolakan dan mengantarkan Kiyosaki untuk tampil dalam
acara Oprah Winfrey. Rich Dad, Poor Dad
diterjemahkan ke dalam 46 bahasa dan tersedia di 97 negara. Terjual lebih dari
26.000.000 kopi; mendominasi daftar buku terlaku di Asia, Australia, Amerika
Selatan, Meksiko, dan Eropa. (Scheinfeld,
The 11th Element: The Key to Unlocking Your Master, terj. Heryadi, 2005:
166-167).
Think
and Grow Rich, karya fundamental penulis buku sukses
legendaris Napoleon Hill (1883-1970) termasuk buku yang disanjung-sanjung. Buku
yang pertama kali ditebarkan tahun 1937 itu terlego lebih dari 15.000.000
eksemplar di serata dunia dan menjadi tolok ukur gagasan motivasional selama
tiga dasawarsa terakhir. Dalam edisi revisinya, Arthur R. Pell, Ph. D – pakar penerapan
filosofi Hill – menyelipkan berbagai anekdot mengenai jutawan dan miliarder
kontemporer, semisal Bill Gates, Mary Kay Ash, Dave Thomas, dan Sir John
Templeton.
Novel Vladimir Nabokov, Lolita, adalah novel indah tiada
duanya. Berwarta tentang pengakuan Humbert, professor setengah baya yang
tertarik pada Dolores Haze – Lolita.
Demi menjalin hubungan dengan kekasih, Humbert rela menikahi ibu gadis itu.
Setelah sang ibu tewas dalam kecelakaan, Humbert mengajak anak tirinya
berkelana, mengecap nikmatnya cinta ilegal.
Meski sempat dilarang beredar, Lolita
didaulat sebagai salah satu novel terbaik sepanjang masa. Sedemikian
populernya, hingga beberapa kali difilmkan dan terus diperbincangkan oleh
kritikus serta penikmat sastra.
Serial Harry Potter buku kesatu sampai ketujuh
berulang kali memecahkan rekor sebagai buku terlaris sepanjang masa. Tercatat
menjadi bestseller, bahkan sebelum
bukunya selesai ditulis, saking rimbunnya pembaca yang memesan terlebih dulu.
Kehadirannya sanggup menolong industri perbukuan yang sedang kurang bergairah
serta menyelamatkan krisis penerbit Scholastic dan kios buku maya Amazon.com.
Berkat karyanya itu, J.K. Rowling (46) menjadi wanita Inggris dengan kekayaan
melampaui Ratu Elizabeth II. Harry Potter
and the Deathly Hallows adalah buku ketujuh dan terakhir dari seri novel Harry Potter, diluncurkan secara
serentak di 93 negara, pada tanggal 21 Juli 2007.
Di Indonesia, Laskar Pelangi meraup animo luar biasa
dari masyarakat. Buah pena dari peraih beasiswa di Universite de Paris,
Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom ini
dialihbahasakan ke dalam 26 bahasa. Di Korea Selatan, novel titisan Andrea
Hirata (28) tersebut disambut hangat penggemar novel dan didapuk oleh
dosen-dosen sastra sebagai referensi pelajaran sastra.
Dalam upaya mengirim
manusia ke peradaban lebih mulia, si ‘gila
buku’ dan buku yang digilai memerankan peran yang sama-sama signifikan.
Oleh sebab itu, seyogyanya mereka – manusia yang beradab – senantiasa menaruh
hormat bagi yang pertama serta menaruh minat pada yang kedua.
Yogyakarta, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar