Aku
& Matahari
aku
dan matahari
melewati
siang, menerjang angan
mematikan
semua kelam
dan
senyap
sebuah
senja mengingatkanmu
padaku
dan matahari
yang
tak punya dekap
pada
riang
dan
kepingan rindu
anggap
saja
aku
dan matahari
membalut
malam yang tua
dan
gagang waktu
yang
selalu patah
di
setiap nyawa duka
ya,
biarkan
aku
dan dirinya
memburu
bayang-bayang
sebelum
pergi
tinggalkan
terang
Malang,
2008
Terpesona
sebungkus
daun biru
kauletakkan
di atas
meja
tidurku
dengan
secarik kertas
pembuat
manja
setelah
terbangun,
kubuka
dan
kuresapi
artinya
daun
biru,
kertas
kelabu
sebuah
arti bagi
pelangi
cinta
di
sayap rerindu
mimpiku
terkunyah
karena
biduk sasar
lekuk
relief dinding tubuhku
ternoda
pendar bulan
moga
hatiku
tak
juga mati
dan
terkulai lemas
tercium
bau
sajak
pahit candumu
Malang,
2008
Bertahan
jika
ini hari yang redup
coba
kauterangi
dengan
seberkas mimpi
sesobek
jalan
mengantarmu
pada riang
dan
kecupan malam
mungkin
kita sudah lupa
dengan
laut kenang
meski
terasa anyir
hirup
saja udara
di
depan rumah
agar
bisa rasakan
nyanyian
alam
kita
kembali pada
hari
yang dulu
pernah
hilang
diterkam
sunyi
juga
gigil harapan
Malang,
2009
Menjadi
Dua
saat
pohon besar
menggelepar
angin
lirih mengalir
membawa
berita
dari
bunga kamboja
peliharaanmu
aku
telah dewasa
seperti
yang kau minta
ibarat
tubuh
tak
mau peluh
laksana
buih
enggan
berbenah
cintamu,
kini
kubelah dua
satu
untuk si jiwa
sisa
bagi si sukma
Malang,
2009
Solilokui
ada
darah di bajumu
itu
ada
hitam di celanamu
itu
ada
noda di topimu
itu
ada
kotoran di sepatumu
itu
ada
cair
dari
rindu
yang
membatu
ada
onggokan sepi
pada
dinding hati
yang
kaucuri
- dariku -
Malang,
2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar