Judul
: Buku-buku yang Mengubah Dunia
Penulis
: Andrew Taylor
Penerjemah
: O. V. Y. S. Damos S
ISBN
: 978-979-075-869-8
Halaman
: 220
Penerbit
: Erlangga
Tahun Terbit : 2011
Harga
: Rp 155.000,-
“Buku adalah kawan
terbaik” merupakan ungkapan yang tepat dan bijak. Sebagai kawan, buku tak hanya
mendermakan waktu dan loyalitas. Ia juga menyisipkan manik-manik cahaya ke
dalam tubuh manusia. Buku menolong anak Adam terhindar dari aroma kegelapan.
Itulah mengapa buku tak layak dianggap sekadar tumpukan kertas dengan luapan
tinta di dalamnya. Dengan segenap kata yang memerankan ruhnya, ternyata buku
mampu mengubah dunia serta mengajak manusia menjadi lebih manusiawi. Itulah
kesan yang dipungut kala membaca buku ini.
Dalam balutan kata-kata
yang ritmis dan mengalir lembut, tiap karya serta pengarangnya ditempatkan
Andrew Taylor dalam konteks sejarah. Kronologis masa penerbitan karya-karya
monumental tersebut merupakan landasan bagi penyusunan buku ini. Bermodal
ketekunan luar biasa, karya-karya tersebut diringkas serta dijelajahi pengaruh
dan warisannya secara luas. Memilih dan memilah sekian banyak karya sungguh
bukan pekerjaan yang ringan.
Alkitab dan Al-Qur’an —
kitab pedoman umat Nasrani dan Muslim — masuk dalam list. Penulis juga menyertakan buah pena Homer, Iliad, karena dianggap masterpiece yang menghibahkan kontribusi
berharga atas munculnya karya-karya sastra sesudahnya. Juga Al- Qanun Fi At-Tibb (IbnuSina), rujukan
utama orang-orang Eropa dan dunia dalam bidang kedokteran.
Pun tak luput, beberapa
karya tokoh-tokoh ternama. Semisal: Don
Quixote (Miquel de Cervantes), The
Wealth of Nation (Adam Smith), Common
Sense (Thomaspaine), The Communist Manifesto
(Karl Marx), On The Origin Of Species
(Charles Darwin), On Liberty (John
Stuart Mill), The Interpretation of
Dreams (Sigmund Freud), Relativity:
The Special And The General Theory (Albert Einstein), The General Theory of Employment, Interest, and Money (John Maynard
Kynes), Harry Potter And The
Philosopher’s Stone (JK Rowling), serta karya-karya besar lainnya.
Sedang empat buku yang
dinilai sangat berpengaruh dalam sejarah Indonesia yaitu: Nagarakretagama (Mpu Prapanca), Sutasoma
(Mpu Tantular), Max Havelaar
(Multatuli), dan Habis GelapTebitlah
Terang (R.A Kartini).
Nagarakretagama
merupakan karya paduan sejarah dan sastra yang berkualitas tinggi. Ia mengkover
uraian mengenai daerah dan desa-desa dalam bentuk kakawin. Diksi katanya
bernas, penuturannya padat, dan gaya bahasanya cantik. Naskah Nagarakretagama yang ditemukan di Puri
Cakranagara di Pulau Lombok pada tahun 1894 diyakini selaku sumber pengetahuan
tentang Majapahit pada abad 14.
Istilah Pancasila pertama kali diketam dalam
buku Sutasoma. Di dalamnya,
dituturkan bahwa Pancasila berarti
pelaksanaan kesusilaan yang lima, yaitu: dilarang melakukan kekerasan, dilarang
mencuri, dilarang berjiwa dengki, dilarang berbohong, dan dilarang
mabuk/minuman keras. Sutasoma juga
merangkum gambaran kehidupan rakyat Majapahit yang gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja.
Roman sejarah Max Havelaar didaulat sebagai karangan
pertama yang berani melepaskan diri dari arus perkembangan sastra Belanda pada
abad ke-19. Pengarang-pengarang Belanda pada waktu itu tak sanggup menulis
karangan kecuali bersifat didaktis, terlalu teratur dan kaku. Di tengah
kehidupan sastra demikian, lahirnya buku yang dipahat kurang dari satu bulan
oleh Multatuli tersebut menyebabkan kegemparan. Bukan saja protes politiknya yang
berapi-api, namun juga luapan kepiluannya yang tersaji dalam cerita yang
menggetarkan.
Habis
Gelap Terbitlah Terang, koleksi kegelisahan Raden Ajeng
Kartini antara 25 Mei 1899 sampai 7 September 1904. Surat-surat tersebut
ditujukan kepada Nyonya Abendanon. Di samping idealisme Kartini guna
melancarkan emansipasi, buku itu juga memuat soal-soal tradisi kuno dalam
lingkungan keluarga bupati, norma-norma sosial yang berlaku, serta cara
pendidikan pada umumnya dan masyarakat. Buku yang cetakan kedua puluh tujuhnya
terbit tahun 2009 oleh Balai Pustaka ini merupakan inspirasi tak henti bagi
mereka – khususnya kaum Hawa – yang menginginkan perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar