Cermin
sampai saat ini
cermin tak
mengerti
mengapa si
majikan
sering kali
menatap
- matanya -
ia hanya
meratapi nasib
menyalahkan
takdir
ketika banyak
orang
menggunjing
dan
menertawakannya
makin hari
makin banyak
makian
makin lama
makin kerap
siksaan
akhirnya
bosan
juga ia
dengan
kehidupan
pada malam
yang buta
ia beranikan
diri
bertanya pada
wanita separuh
baya
yang tampil
menor
di depannya
:
“wahai majikan!
sampai
kapan kau
jadi
pelayan?
apa
hanya karena
uang
yang mereka
selipkan
di dadamu
kau
menelantarkan
anak-anakmu?”
si majikan
bungkam
ia malah
terlihat mesra
dengan
lipstiknya
dengan
mematut-matutkan
wajahnya yang
manis
ia pandangi
cermin
dengan begitu
sinis
Malang, 2010
Mata Karma
anakku berumur
3 tahun
suka mengucek
matanya
katanya enak,
nyaman
bisa bikin
ketagihan
lama-lama
aku tak tahan
dengan
tingkahnya
yang makin
menggila
: suka
mengobok-obok
mataku, mata
kucing
dan mata ibunya
pada senin
siang
kuajak dia
refreshing
keliling-keliling
sampai ke rumah
dokter mata
dengan tergesa
kutanyakan
penyakitnya
dengan enteng
dokter itu
menjawab
keluh kesahku
:
“ia normal kok,
hanya
terkena karma!”
aku makin tak
paham
dengan
basa-basinya
“karma apa,
dok?”
“dulu,
ketika ia masih
dalam
perut ibunya
kau
suka mengucek
mata
tetangga
yang
sering mengintip
barang-barang
mewah
yang
kaucuri dari
istana
negara”
“kok tahu,
Dok?”
“aku mantan tetanggamu
yang
sekarang
jadi
dokter mata!”
Malang, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar