Rabu, 21 Agustus 2013

Puisi_Riza Multazam Luthfy (Terbit di harian "Lampung Post" edisi Minggu, 18 Agustus 2013)

Gergaji

mata lengkung perut gunung
sayat kemaluan hingga apung

punggung pipih lidah nyermimih
lahap keberanian berderap lirih

dari rangka ini
kalian mafhum sudi
mana harga diri
mana waktu akut
menjaring selusin maut

Yogyakarta, 2013


Piring

tidak selamanya gebok nikmat
menyumpal lambung paling rentan
takkan selalu garam, cabai, tomat
menggiring riuh gaduh meja makan

sesekali perlu kami iris-iris usus kalian
ujung jantung kami luluhlantakkan

santet negeri seberang
sihir bebuyut para danyang
siap melesat penuh garang

Yogyakarta, 2013


Garpu

ke arah liat betis kami
lapar mereka tekun mengintai

pada ulet jari-jari kami
menggantung ribu payung mimpi

padahal di sekeranjang malam
di segantang remang
akan kami saji-hidangkan
duri lembut pagut kelezatan
ke relung paling tenggorokan

jika nyawa tertelan regang
oh, maafkan, maafkan
kami hanyalah mambang
terusir dari lembah keinsafan

Yogyakarta, 2013


Gelas

silakan rendam dengan air
kaki hingga leherku
yang hidmat kikir

moga racun kerontang menyusut
terurai lambung cacing perut
supaya subur senantiasa tumbuh
berkecambah di liang tubuh

tapi, butuhlah waspada
pada gerhana berbiji celaka
cuil kaca bersigap melumat
tiap mulut yang menganga

Yogyakarta, 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar