Minggu, 24 Mei 2015

Puisi_Riza Multazam Luthfy (Terbit di harian "Radar Surabaya" edisi Minggu, 24 Mei 2015)


Kanibal

berapa hari kita lalui
berapa bulan
kita lewatkan

hanya menanti
seorang puisi
yang tega menghabisi
anaknya sendiri

Malang, 2010


Ibu Kos

hari ini adalah terakhir kali
aku melihat tampangmu di sini

tolong, besok
kau bawa pergi
semua perlengkapanmu

aku tak mau
alat-alat pembuat sajak itu
mengotori kamar dan lantaiku

Malang, 2010


Kamus

aku sudah bosan
bolak-balik ke kandangmu
cuma buat nagih utang
satu tahun belakangan

“gini saja,
kamu punya apa?
biar nanti kugadaikan”

“di lemari
 cuma ada ini, pak”

penagih itu begitu tertekan
sebab si penganggur
tak mengurangi pikiran
malah ia sodorkan
kamus utang
dari petugas pegadaian

Malang, 2010


Salep Rindu

nak, biar kebal cuaca
pakai ini saja ya

dulu sebelum dipenjara
ayah sering membawanya

masuk-keluar jalan hutan
butuh perjuangan
banyak nyamuk, setan,
polisi gentayangan

kudoakan
setahun kemudian
kau mendaftarkan diri
jadi penghuni baru

agar kita di sini
bisa saling mengurai rindu

Malang, 2010


Sangkuriang

Ibu       : “kalau aku ini ibumu
   lantas kenapa masih saja
   kau cerap berjuta cahaya
   yang meleleh dari mataku?”

Anak   : “tidak, bu
   aku hanya menuruti
   kata-kata senja
   sebelum lenyap
   meninggalkanmu”

Malang, 2010


Oedipus Complex

usianya sama sekali
belum menunjukkan kedewasaan

tapi kenapa airmata ingusan itu
selalu saja berusaha
menyelinap, mengendap-endap

ingin mengoyak hati janda
yang tinggal di depan rumah

Malang, 2010


Laptop

Ayah,
baru dua hari
kau membelinya

tapi
sudah dua bulan
aku merusaknya

Malang, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar