Kamis, 28 Juni 2012

Dedikasi Tangkas bagi Bulutangkis (Resensi_Riza Multazam Luthfy, terbit di “Okezone.com” edisi Selasa, 6 Maret 2012)

Judul               : Baktiku Bagi Indonesia
ISBN/EAN     : 9789792277401/9789792277401
Penulis             : Broto Happy Wondomisnowo
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Cetakan           : Pertama
Tahun Terbit    : November 2011
Harga              : Rp. 127.500,-
Tebal               : 498 halaman

Indonesia adalah negeri yang menampung para pemain bulutangkis kelas dunia. Sebut saja Bambang Cahyadi (Tim Piala Thomas, 1969), Enny Handayani (Tim Piala Uber, 1969 dan 1972), Ade Chandra (juara ganda putra dengan Christian Hadinata pada Kejuaraan Dunia, 1980), Icuk Sugiarto (juara tunggal putra pada Kejuaraan Dunia, 1983), Lius Pongoh (juara tunggal putra pada Indonesia Terbuka, 1984), Hermawan Susanto (runner-up tunggal putra pada Jerman Tribuka dan Belanda Tribuka, 1991), Joko Suprianto (juara tunggal putra pada Final Grand Prix, 1993 dan 1995), Rexy Mainaky (juara ganda putra dengan Tony Gunawan pada Ipoh Masters, 2000), Vita Marisa (juara ganda campuran dengan Nova Widianto, 2003), Nova Widianto juara ganda campuran Lilyana Natsir, 2007), Natalia Poluakan (runner-up ganda campuran dengan Rendra Wijaya, 2010), serta Evert Sukamta (32 besar tunggal putra pada Thailand Open GP Gold, 2011).
Kebanggaan luar biasa adalah ketika Indonesia menerima World Championships. Sebiji prestasi yang diukir oleh para kesohor dalam olahraga yang memainkan bulu itu. Pada tunggal putra, mereka adalah: Rudy Hartono (1980), Icuk Sugiarto (1983), Hendrawan (2001), Taufik Hidayat (2005). Adapun pada tunggal putri, yakni: Verawati Wiharjo (1980) dan Susi Susanti (1993). Pada ganda putra: Tjun Tjun/Johan Wahyudi (1977), Rexy Mainaky/Ricky Soebagdja (1995), Markis Kido/Hendra Setiawan (2007). Sedangkan pada ganda campuran: Christian Hadinata/Imelda Wiguno (1980) dan Nova Widianto/Lilyana Natsir (2005 dan 2007).
Dalam kata pengantarnya, penulis—yang merupakan seorang jurnalis—mengaku hanya memiliki secuil waktu guna menyelesaikan buku ini (3 hingga 4 bulan). Mengingat, bahwa tantangan menulis buku ini datang pada Maret 2011. Sedang ia harus merampungkannya pada Juni atau Juli 2011. Meski begitu, penulis tetap sanggup menyusunnya dengan apik; disertai data yang akurat.
Sisi menarik dari buku yang terpadu atas 12 bab ini yaitu, tidak sekadar menyuguhkan prestasi-prestasi bergengsi yang berhasil digayuh dalam perhelatan bulutangkis dunia serta para atlit Indonesia yang tunai mempersembahkan prestasi-prestasi tersebut. Namun, juga jasa-jasa aktor yang berdiri di belakang panggung. Ialah Munir Ruchiat; Sosok yang dinilai mempunyai andil begitu besar dalam mengkhidmatkan diri untuk bulutangkis. Terbukti, ia mampu mengatur jalannya pertandingan, mencatat hasil pertandingan, sekaligus mendokumentasikannya. Tugas yang selayaknya dijalankan oleh 3 orang. Munir menangani mulai dari refere, umpire, hingga match control (halaman 90). Pun menuturkan bagaimana perjuangan Herry Iman Pierngadi dalam melatih serta memberikan motivasi pada Candra Wijaya dan Tony Gunawan, hingga keduanya mampu meraih emas pada Olimpiade Sydney tahun 2000.
Buku ini kian menarik, karena Menyisipkan sejumlah foto yang dinilai bersejarah dalam perkembangan bulutangkis di Indonesia. Foto-foto tersebut bisa ditelusuri dalam Galeri Foto.
Meski Perkumpulan Bulutangkis (PB) Tangkas Alfamart telah membuktikan komitmennya dalam melahirkan atlet kelas dunia, awalnya faktor pendanaan menjadi kendala besar. Menggerakkan roda pembinaan yang melibatkan sekitar 80 pemain muda di Tangkas Sport Centre, Tanjung Duren Jakarta Barat, bukanlah perkara mudah. Selain itu, masih ada 8 pelatih dan puluhan pegawai lain yang juga harus diperhatikan kelangsungan hidupnya. Selama ini, dana ditadah dari kantong pengurus. 3 nama keluarga yang didaulat selaku tulang punggung pendanaan bagi Tangkas yaitu: mendiang Suharso dan kedua putranya, Justian serta Juniarto. Syukurlah pada tahun 2001, perusahaan tepung Bogasari turut serta mendanai Tangkas. Menyusul juga pada masa selanjutnya yaitu PT. Sumber Alfaria Trijaya tbk—pengelola minimarket Alfamart yang mengantongi lebih dari 4000 otlet di serata Indonesia.
Menunggangi gelombang pasang dan surut dunia perbulutangkisan selama enam dasawarsa, PB Tangkas—klub yang berdiri pada tahun 1951—tetap tegak mempersembahkan dedikasinya terhadap perkembangan bulutangkis Indonesia.

Yogyakarta, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar