Kamis, 28 Juni 2012

Puisi_Riza Multazam Luthfy (Terbit di harian "Analisa" edisi Minggu, 29 Mei 2011)


Bui Cinta

pengapnya bui
kan jadi bukti
bahwa
aku tak pernah bual
pada cinta
yang kenyal

oh, Sariem
apa kau tak percaya
pada ibumu kini?
apa kau tega
mengubur angin rindu
yang bertiup dan berjingkat-jingkat

setelah kualihkan
sepeda tua itu
mereka melebamiku

setelah kurajut
mimpimu
aku terdampar
ke tepi paling sangar

ini hanya secuil
tulus
dari orang beringsut
pada dinding yang berkabut
tak usah
kau percaya pada
                        kesaksian
karena ia tak pernah jujur
padamu yang luruh
dan teduh

terimalah
walau kau dalam kecewa

percayalah
bahwa aku hanya
ingin kau bisa hirup
udara cinta
bersahaja

Malang, 2009


Sajak Sabun Mandi

bang,
aku tahu besok hari terakhir
bertemu,
bercengkrama

sebelum mereka gosokkan
pada luaran
dan jiwa

ingin rasanya kumakan
sepi,
resah
bersamamu

aku yang paling budak
tak pantas
terima bebas

ada daki gelisah
berserakan
ada bangkai mimpi
kupungut sendiri

tak usah bertangis
karena
punya gilir
esok hari

sapa sang sulung waktu
sendiri
tanpa buih bersih

memang semua bernoda
noda dosa si durjana

bersihkan celah-celah mereka
sampai bagian terdalam
elus rambut,
bulu tajam,
kuku macan,
jemari setan

ingat bang!
tugasmu hanya itu
tak perlu
            lebih

usap peluh,
cangkul jamur
yang kerap tumbuh
agar tak menular
pada sang jelata
                         -seperti kita-

Malang, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar