Kamis, 28 Juni 2012

Puisi_Riza Multazam Luthfy (Terbit di harian "Malang Post" edisi Minggu, 16 November 2008)


Mereka Ingin Jadi Pengemis

di bawah terik matahari
dengan baju kumal, berparas lusuh
sang pengemis berkata:
"om, kasih om
dua hari tak makan
om, beri dong
buat beli beras"

orang-orang pun tirukan rintihan
dengan nada menggoda:
"om, kasih om
dua hari tak ber-spa
om, beri dong
buat beli pulsa"

aku mulai muak
dengan pemandangan alam
banyak orang iri dengan pengemis
yang kerjanya hanya meminta
banyak orang dengki dengan gelandangan
yang harinya habis buat ngamen

hati ini bertanya:
berapakah yang mereka ulurkan,
seratuskah?
seribukah?
sepuluh ribukah?
seratus ribukah?
sejutakah?
secuil senyumkah?

bila boleh meminta pada Tuhan
kumohon peran mereka dibalik:
si kaya jadi pengemis
si gembel jadi jutawan
tentu mereka akan rasakan
apa yang seharusnya tak dirasakan

bila ku boleh bertanya:
maukah mereka jadi pengemis?
tentu saja tidak
sanggupkah mereka jadi gembel?
sudah pasti tidak

maka, tak usah mereka protes
dengan ulah pengemis

jalani peran masing-masing
sesuai tuntutan Tuhan
yang kaya pakai maskernya
pengemis pakai topengnya

Malang, 2008


Ku Ingin Jual Cermin

ku ingin jual cermin,
agar tiap hari bisa berparas
dengan puas
ku rindu jual cermin,
agar semua orang bisa melihat jerawat
dari dekat
ku nafsu jual cermin,
agar sadar bahwa kita manusia
bukan serigala

ku ingin jual cermin
tak usah jadi politisi
ku ingin jual cermin
tak mau jadi tukang ramal
ku ingin jual cermin
tak rela jadi pembual

ku ingin jual cermin
titik !

Malang, 2008


Pesan untuk Pencuri

di saat sunyi, kau datang sebagai pejuang
di kala hening, kau muncul sebagai pahlawan
memang, datangmu tak berharap
hadirmu tak dianggap

oh, pejuangku
jika mau, singgahlah di rumahku
: jalan perampok,
gang buntu nomor seribu

wahai pahlawanku,
mampir dulu sebentar
ku hendak berpesan padamu:

"kalau mau mencuri,
jangan curi rumah nomor satu
itu rumah ibuku
jangan nomor dua
itu rumah mertua
atau nomor tiga
rumah ulama terkemuka
jangan pula nomor empat
rumah pak camat"

"rumah mewah nomor sebelas
itu rumah juragan miras
kalau paling megah: nomor dua belas
rumah pejabat teras"

"kalau bisa pilih nomor dua belas saja
pasti kau tak kan kecewa
masuk, geledah sembarang tempat
ambil semua
jangan ada uang rakyat "

"jika kau pegang amanat,
kan kuingat kau pejuang setia
jika kau selamatkan rakyat
kan kukenang kau pahlawan
selamanya"

Bojonegoro, 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar