Kamis, 28 Juni 2012

Puisi_Riza Multazam Luthfy (Terbit di harian "Seputar Indonesia" edisi Minggu, 4 Juli 2010)


Nyali

bang,
mari kita tunjukkan
siapa di antara kita
yang paling berani
    paling lelaki

kalau perlu
keluarkan kerismu

aku juga
mau perlihatkan
jurusku

bang,
akan kukerahkan
semua yang kupunya

hanya demi
mengambil alih tubuhku
yang telah lama kaujadikan
    - budakmu -

Malang, 2010


Pincang

setelah melancong
kesana-kemari
penyair kondang itu
baru sadar
kalau selama ini
hanya berjalan
dengan kaki kiri

ternyata
kaki kanannya
telah lama dijarah
oleh puisi

Malang, 2010


Paman dan Puisi

saya kira
kini sudah waktunya
mengenalkan anak kita
pada pamannya

agar kelak
ia tak lupa dengan budi baik
juga jasa-jasanya

            meski kau sendiri
            kerap melihat
            pemuda dungu itu
            mencuri puisi
            yang kausimpan
            di almari

Malang, 2010


Gharim

sampai hari ini
penyair muda itu
tak pernah nongol

padahal,
di atas meja kerjanya
bertumpuk puisi
yang belum usai

setelah 7 bulan
keluarga menyimpulkan
ia mati dibunuh orang

kini
nisannya sudah
dikunjungi para penjudi,
pedagang wiski,
pelacur sepi
juga petani
yang hasrat
mendapatkan berkah

setelah ditelusuri
ternyata ia mati gantung diri

sebuah laci
menjadi saksi
karena menimbun
tagihan utang dari puisi

Malang, 2010


Pesan Tante

jika sering
berlaku kurang sopan

tak apa
kau cubit hatinya

biar sadar
bahwa selama ini
ia hanya anak pujangga
yang tak punya banyak harta

Malang, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar