Kamis, 28 Juni 2012

Ubahlah Dunia dengan Kata-kata (Resensi_Riza Multazam Luthfy, tebit di harian "Koran Jakarta" edisi Senin, 21 November 2011)


Judul               : Buku-buku yang Mengubah Dunia
Penulis             : Andrew Taylor
Penerjemah      : O. V. Y. S. Damos S 
ISBN               : 978-979-075-869-8
Halaman          : 220
Penerbit           : Erlangga
Tahun Terbit    : 2011
Harga              : Rp 155.000,-

“Buku adalah kawan terbaik” merupakan ungkapan yang tepat dan bijak. Sebagai kawan, buku tak hanya mendermakan waktu dan loyalitas. Ia juga menyisipkan manik-manik cahaya ke dalam tubuh manusia. Buku menolong anak Adam terhindar dari aroma kegelapan. Itulah mengapa buku tak layak dianggap sekadar tumpukan kertas dengan luapan tinta di dalamnya. Dengan segenap kata yang memerankan ruhnya, ternyata buku mampu mengubah dunia serta mengajak manusia menjadi lebih manusiawi. Itulah kesan yang dipungut kala membaca buku ini.
Dalam balutan kata-kata yang ritmis dan mengalir lembut, tiap karya serta pengarangnya ditempatkan Andrew Taylor dalam konteks sejarah. Kronologis masa penerbitan karya-karya monumental tersebut merupakan landasan bagi penyusunan buku ini. Bermodal ketekunan luar biasa, karya-karya tersebut diringkas serta dijelajahi pengaruh dan warisannya secara luas. Memilih dan memilah sekian banyak karya sungguh bukan pekerjaan yang ringan.
Alkitab dan Al-Qur’an — kitab pedoman umat Nasrani dan Muslim — masuk dalam list. Penulis juga menyertakan buah pena Homer, Iliad, karena dianggap masterpiece yang menghibahkan kontribusi berharga atas munculnya karya-karya sastra sesudahnya. Juga Al- Qanun Fi At-Tibb (IbnuSina), rujukan utama orang-orang Eropa dan dunia dalam bidang kedokteran.
Pun tak luput, beberapa karya tokoh-tokoh ternama. Semisal: Don Quixote (Miquel de Cervantes), The Wealth of Nation (Adam Smith), Common Sense (Thomaspaine), The Communist Manifesto (Karl Marx), On The Origin Of Species (Charles Darwin), On Liberty (John Stuart Mill), The Interpretation of Dreams (Sigmund Freud), Relativity: The Special And The General Theory (Albert Einstein), The General Theory of Employment, Interest, and Money (John Maynard Kynes), Harry Potter And The Philosopher’s Stone (JK Rowling), serta karya-karya besar lainnya.
Sedang empat buku yang dinilai sangat berpengaruh dalam sejarah Indonesia yaitu: Nagarakretagama (Mpu Prapanca), Sutasoma (Mpu Tantular), Max Havelaar (Multatuli), dan Habis GelapTebitlah Terang (R.A Kartini).
Nagarakretagama merupakan karya paduan sejarah dan sastra yang berkualitas tinggi. Ia mengkover uraian mengenai daerah dan desa-desa dalam bentuk kakawin. Diksi katanya bernas, penuturannya padat, dan gaya bahasanya cantik. Naskah Nagarakretagama yang ditemukan di Puri Cakranagara di Pulau Lombok pada tahun 1894 diyakini selaku sumber pengetahuan tentang Majapahit pada abad 14.
Istilah Pancasila pertama kali diketam dalam buku Sutasoma. Di dalamnya, dituturkan bahwa Pancasila berarti pelaksanaan kesusilaan yang lima, yaitu: dilarang melakukan kekerasan, dilarang mencuri, dilarang berjiwa dengki, dilarang berbohong, dan dilarang mabuk/minuman keras. Sutasoma juga merangkum gambaran kehidupan rakyat Majapahit yang gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja.
Roman sejarah Max Havelaar didaulat sebagai karangan pertama yang berani melepaskan diri dari arus perkembangan sastra Belanda pada abad ke-19. Pengarang-pengarang Belanda pada waktu itu tak sanggup menulis karangan kecuali bersifat didaktis, terlalu teratur dan kaku. Di tengah kehidupan sastra demikian, lahirnya buku yang dipahat kurang dari satu bulan oleh Multatuli tersebut menyebabkan kegemparan. Bukan saja protes politiknya yang berapi-api, namun juga luapan kepiluannya yang tersaji dalam cerita yang menggetarkan.
Habis Gelap Terbitlah Terang, koleksi kegelisahan Raden Ajeng Kartini antara 25 Mei 1899 sampai 7 September 1904. Surat-surat tersebut ditujukan kepada Nyonya Abendanon. Di samping idealisme Kartini guna melancarkan emansipasi, buku itu juga memuat soal-soal tradisi kuno dalam lingkungan keluarga bupati, norma-norma sosial yang berlaku, serta cara pendidikan pada umumnya dan masyarakat. Buku yang cetakan kedua puluh tujuhnya terbit tahun 2009 oleh Balai Pustaka ini merupakan inspirasi tak henti bagi mereka – khususnya kaum Hawa – yang menginginkan perubahan.

Yogyakarta, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar