Kamis, 28 Juni 2012

Puisi_Riza Multazam Luthfy (Terbit di harian "Jawa Pos" edisi Minggu, 5 Desember 2010)


Untuk Siapa

aku tak tahu
surat ini untuk siapa
tapi, melihat amplopnya
yang penuh warna
sepertinya untuk balita
atau remaja yang
disibukkan cinta

“biasanya, kalau sudah tua
amplopnya sederhana”

setelah kutaruh di meja
aku semakin banyak tanya

dengan menguntit
dan langkah buncit
kubuka saja kertas itu
berharap tak ada yang tahu

ternyata,
isinya hanya lembaran lusuh
dari kampung kumuh

aku sadar
alamatnya tak nyasar
memang benar
ia untuk hatiku
yang selalu
tampil menor
tapi dalamnya kotor
dan penuh horor

Malang, 2010


Jalang

dengan prasasti ini
berarti hubungan kita direstui

sudah hilang larangan
apalagi halangan
untuk saling mencumbu
atau mengurai rindu

dengan keadaan ini
tak kan ada yang berani
menipu, meracuni
bahkan mengebiri

kita satukan saja
biar semua senja
turut berpesta
merayakan, menyematkan
sepasang hati yang jalang

Malang, 2010


Penyair Sejati

ia adalah penyair
mahir, tajir, tukang sihir
hobi: menulis banjir
merenungi takdir

jarang sekali
ia nongkrong di rumah
katanya,
untuk mencari kata
harus berkelana
atau paling tidak
ngeluyur di taman kota

ketika senja
menampakkan wajah
ia kembali ke ruang kerja
mengumpulkan, membersihkan
kata-kata yang berserakan
di jalanan

sepuluh menit kemudian
pengemis renta
menghampiri pintunya
hanya mengharap recehan
yang ia simpan
dalam kaleng bekas

dengan spontan
ia menyambutnya riang:

“lain kali saja pak tua,
aku masih berpikir
bagaimana caranya
semua penyair
tak merawat kikir”

Malang, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar